STRATEGI
PEMBELAJARAN PAUD
PEMBELAJARAN
BERORIENTASI PERKEMBANGAN ANAK
Dosen Pengampu:
Ulfa Maria,
S.E.
Disusun oleh
Aziz Darmawi
UNIVERSITAS
TERBUKA
PENDIDIKAN ANAK
USIA DINI
2010
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan modul
strategi perkembangan TK.
Modul ini disusun dan dikembangkan
menggunakan tahapan perkembangan anak. Sebagaimana pembelajaran lain, strategi
pembelajaran TK dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran berjalan lebih
produktif dan kreatif tanpa harus mengubah aspek perkembangan anak.
Dengan strategi perkembangan anak ini
diharapkan anak lebih jenius dan memiliki potensi yang lebih baik untuk
menghadapi kehidupan yang akan datang.
Pendahuluan
Anak
usia taman kanak-kanak memiliki karakteristik yang berada pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. Anak pada dasarnya memiliki naluri sebagai
peneliti yang aktif dan kreatif, ia belajar tentang dunianya melalui interaksi
aktif dengan lingkungannya. Oleh karena itu ia perlu keleluasaan dan kebebasan
untuk bereksperimen atau bereksplorasi dalam suasana bermain yang aman dan
menyenangkan.
Anak
terlahir disertai dengan modal berupa potensi, baik fisik (jasmani) maupun non
fisik (akal, kalbu). Potensi merupakan kemampuan awal, oleh karenanya potensi
harus ditumbuhkembangkan melalui stimulasi awal. Jika stimulasi hanya secara
alamiah (nature) maka potensi anak juga berkembang minimal atau alamiah, jika
stimulasi maksimal maka akan berkembang optimal.
Oleh karena itu pendidik atau guru
harus bisa memahami tahap perkembangan anak., yang berorientasi pada usia, anak
secara individual, dan berorientasi pada konteks sosial budaya anak.
Latar Belakang
Pendidikan sejak diani merupakan salah satu kunci
mengatasi keterpurukan bangsa, khususnya dalam menyiapkan sumber daya manusia
yang handal nantinya.
Berbagai penelitian yang dilakukan para ahli
menunjukkan bahwa bila anak distimulasi yang tepat sejak dini akan ditemukan
genius di dalam dirinya.
Oleh karena itu anak memerlukan program pendidikan
yang mampu membuka kapasitas tersembunyi. Melalui pembelajaran bermakna seawal
mungkin.
Bila potensi pada anak tidak terealisasikan, maka
dikatakan anak tersebut telah kehilangan momentum penting dalam hidupnya, oleh
karena itu sistem pembelajaran pada anak harus mengacu pada tahapan
perkembangan anak.
Pembelajaran Yang
Berorientasi Perkembangan
A.
Prinsip-prinsip
Perkembangan Anak
B.
Dasar Pemikiran
dan Pengertian Pembelajaran Yang Berorientasi Perkembangan
C.
Pembelajaran Yang
Berorientasi Perkembangan Untuk Anak Usia TK
***
A.
Prinsip-prinsip
Perkembangan Anak
Hal yang perlu
dipahami pendidik adalah tentang prinsip-prinsip perkembangan anak dan
karakteristik khusus dalam rentang usia tertentu yang dimiliki anak akan
membantu para pendidik untuk mengenal kebiasaan-kebiasaan di antara anak. Anak
berusia 4 tahun memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak yang berusia 10
tahun.
Anak mulai belajar
berbicara pada usia 12 bulan hingga 2 tahun, sekitar usia 6 bulan anak
mengembangkan kemampuan mendengarkan yang diperlukan untuk membedakan
konsonan/huruf mati. Pemahaman tentang hal ini memberikan kemudahan para guru
untuk memahami perbedaan khusus diantara anak yang memerlukan penangannan
khusus. (Kosteniket, 1998).
Prinsip-prinsip
perkembangan anak adalah:
A)
Anak
Berkembang Secara Holistik
Misalnya: Seorang guru yang sedang mengamati anak yang
sedang bermain sepak bola kegiatan tersebut sebagai kegiatan fisik murni, akan
tetapi kemampuan anak untuk bermain sepak bola dipengaruhi oleh proses
perkembangan yang meliputi sebagai berikut:
1.
Estetis
2.
Afektif
3.
Kognitif
4.
Bahasa
5.
Fisik
6.
Sosial
B)
Perkembangan
Terjadi Dalam Urutan Yang Teratur
Implikasi dalam pembelajaran adalah
sebagai berikut:
1.
Pendidik
hendaknya dapat mengamati dan memahami perkembangan setiap anak secara cermat
sehingga familiar dengan urutan perkembangan yang relevan dalam setiap domain.
2.
Para pendidik
hendaknya menggunakan pengetahuan tentang perkembangan anak untuk kebutuhan
anak secara individual.
3.
Guru hendaknya
menggunakan pemahaman tentang perkembangan anak untuk menentukan pemahaman dan
perilaku baru yang secara logis dapat meningkatkan kebermaknaannya bagi anak.
4.
Guru hendaknya
menolak hal-hal yang terlalu menekan anak, mempercepat perkembangannya,
misalnya yang berhubungan dengan pengenalan huruf, ejaan, angka, menulis dengan
tangan.
C)
Perkembangan
Anak Berlangsung Pada Tingkat Yang Beragam Di Dalam Dan Diantara Anak
Implikasi bagi pendidikan anak adalah
sebagai berikut:
1.
Guru hendaknya
menolak konsep/prinsip pendidikan yang hanya memfokuskan pada salah satu
dimesti tunggal.
2.
Guru hendaknya
mengamati untuk menentukan pola-pola tingkah laku setiap anak dalam aspek
perkembangan yang bervariasi.
3.
Guru hendaknya
merancang jadwal kegiatan yang memberikan kesempatan kepada anak untuk
melakukan kegiatan menyesuaikan diri, serta mengubah jadwal itu secara
bervariasi untuk memenuhi kebutuhan anak.
4.
Kegiatan kelas
dirancang sedemikian rupa untuk mencapai tujuan yang beraneka ragam.
5.
Guru hendaknya
mengulangi kegiatan lebih dari satu kali dalam setahun dengan menggunakan
metode yang bervariasi.
6.
Para guru
hendaknya mendokumentasikan catatan perkembangan anak berdasarkan hasil
pengamatannya.
D)
Perkembangan
Baru Didasarkan Pada Perkembangan Sebelumnya
Implikasi dalam pembelajaran adalah
sebagai berikut:
1.
Guru hendaknya
berinteraksi dengan anak dan mengamati mereka untuk menentukan apa yang mereka
ketahui dan yang dapat mereka lakukan.
2.
Guru
merencanakan pembelajaran yang didasarkan pada pemahaman dan perilaku yang
ditujukan setiap anak.
3.
Perbanyak
kesempatan yang dapat dilakukan oleh anak untuk mengeksplorasi dan
mempraktekkan apa yang telah mereka pelajari sebelumnya.
4.
Guru membantu
anak untuk membuat hubungan antara pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya
dan mendukung perkembangan menuju konsep yang lebih kompleks.
E)
Perkembangan
Mempunyai Pengaruh Yang Bersifat Kumulatif
Implikasi dalam pembelajaran adalah
sebagai berikut:
Para guru hendaknya mempertimbangkan pengaruh jangka
pendek ataupun jangka panjang dari pengalaman anak.
Modul 3
Kegiatan Belajar 2
Dasar Pemikiran
Dan Pengertian
Pembelajaran Yang
Berorientasi Perkembangan
A.
Dasar
pemikiran Pembelajaran Yang Berorientasi Perkembangan
Kecenderungan
terhadap meningkatnya pengajaran bersifat akademik pada pendidikan anak usia
dini makin marak. Praktek ini ditandai dengan pengajaran yang lebih
berorientasi pada guru, pengajaran membaca, menulis, berhitung secara formal.
Hal ini muncul karena keinginan kita untuk bersaing dengan bangsa lain, hal ini
juga muncul karena adanya keyakinan bahwa memberikan pendidikan awal adalah
lebih baik, dikemukakan oleh David Elkind (1987).
Para pakar pendidikan anak memandang hal tersebut
sebagai “erosi masa kanak-kanak dan misedukasi anggota masyarakat pada anak.”
Para doktor Amerika melaporkan bahwa dari
praktek-praktek pembelajaran seperti itu banyak anak yang mengalami stress atau
tertekan jiwanya. (Kostelnik, 1999).
Tujuan DAP
(Developmentally Appropriate Practice) adalah mengembangkan kurikulum program
PAUD dan kurikulum yang berorientasi pada perkembangan anak.
Beberapa asosiasi
pendidikan penting seperti National Council for The Social Studies, National
Council of Teacher of Mathematic, Association for Childhood Education International,
dan Association for Supervision and Curriculum Development mendukung NAEYC.
B.
Pengertian
Pembelajaran Yang Berorientasi Perkembangan
Praktek pendidikan
yang berorientasi perkembangan anak yang didasarkan pada jenis pengetahuan
menurut Bredekamp dan Copple (1997)
1.
Berorientasi
pada usia yang tepat
2.
Berorientasi
pada individu yang tepat
3.
Berorientasi
pada konteks sosial budaya.
1)
Berorientasi
Pada Usia
Pembelajaran
perkembangan ini harus sesuai dengan usia anak, artinya harus diminati,
kemampuan yang diharapkan dapat dicapai serta kegiatan belajar tersebut
menantang oleh anak di usia itu.
2)
Berorientasi
Pada Individu
Semua anak yang
berada dalam kelompok usia tertentu tidaklah sama. Perbedaan tersebut harus
menjadi pertimbangan bagi guru dalam merangsang, menerapkan, mengevaluasi
kegiatan, berinteraksi dan memenuhi harapan anak. Setiap anak merupakan pribadi
yang unik dalam pola tingkah laku, masa pertumbuhan serta kepribadian dan gaya belajarnya.
(Bredekamp, 1987)
3)
Berorientasi
Pada Konteks Sosial Budaya Anak
Pendidik harus
memahami dan melihat keluarganya dalam konteks masyarakat dan budayanya. Para guru PAUD harus menghargai anak dan keluarganya
dengan mempertimbangkan konteks sosial budaya dimana mereka tinggal.
Praktek pendidikan
yang berorientasi perkembangan menekankan hal-hal sebagai berikut:
1)
Anak secara
keseluruhan,
2)
Mengindividualkan
program untuk memenuhi kebutuhan dan harapan-harapan anak secara khusus,
3)
Pentingnya
kegiatan yang diprakarsai anak,
4)
Pentingnya
bermain sebagai wahana belajar,
5)
Fleksibel,
lingkungan kelas yang menstimulasi anak,
6)
Kurikulum
terpadu,
7)
Belajar
melalui bekerja,
8)
Memberikan
pilihan kepada anak tentang apa dan bagaimana belajar,
9)
Melakukan
penilaian secara kontinyu tentang anak secara individual dan program sebagai
suatu keseluruhan,
10)
Bermitra
dengan orang tua.
Kegiatan Belajar 3
Pembelajaran Yang
Berorientasi Perkembangan Untuk Anak Usia Taman Kanak-Kanak
Menurut Sue Bredekamp (1997)
Prinsip pembelajaran yang berorientasi perkembangan
dapat diidentifikasi dari beberapa dimensi sebagai berikut:
1.
Menciptakan
iklim yang positif dan kondusif untuk belajar,
2.
Membantu
keeratan kelompok dan memenuhi kebutuhan individu,
3.
Lingkungan dan
jadwal hendaknya memberi kesempatan kepada anak untuk berpartisipasi aktif
mengambil inisiatif, melakukan eksplorasi terhadap objek dan lingkungannya,
4.
Pengalaman
belajar hendaknya dirancang secara konkrit dan memberi kesempatan kepada anak
untuk memilih kegiatannya sendiri,
5.
Mendorong
anak-anak untuk mengembangkan ketrampilan berkomunikasi dan berbahasa secara
menyeluruh yang meliputi kemampuan berbicara, mendengarkan, membaca dan menulis
dini,
6.
Strategi
pembelajaran dirancang agar anak dapat berinteraksi dengan anak lainnya secara
individual dan dalam kelompok kecil,
7.
Motivasi dan
bimbingan diberikan agar anak mengenal lingkungannya, mengembangkan ketrampilan
sosial, pengendalian dan disiplin diri,
8.
Kurikulum
diorganisasikan secara terpadu untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan
anak yang meliputi aspek fisik, motorik, sosial emosi, kognitif, bahasa dan
seni,
9.
Penilaian
terhadap anak dilakukan secara kontinu, melalui observasi,
10.
Mencatat dan
mendokumentasikan hal-hal yang telah dilakukan anak dan cara melakukan kegiatan
tersebut.
Penutup
1.
Kesimpulan
Pembelajaran yang
berorientasi pada perkembangan anak akan dapat menjadikan anak ditemukan
potensi paling baik/unggul dalam dirinya. Setiap anak memiliki kemampuan tak
terbatas dalam belajar pada dirinya untuk dapat belajar berpikir kreatif dan
produktif.
Pemahaman tentang
karakteristik perkembangan anak memberikan kontribusi terhadap pendidik untuk
merancang kegiatan, menata lingkungan belajar, mengimplementasikan pembelajaran
serta mengevaluasi perkembangan dan belajar anak.
2.
Saran
Para guru hendaknya mempertimbangkan pengaruh jangka
pendek maupun jangka panjang dari pengalaman anak, serta juga harus tetap
memperhatikan prinsip-prinsip perkembangan anak dan bukan dengan pengajaran
yang lebih berorientasi pada guru.
original.
BalasHapusPara guru hendaknya mempertimbangkan pengaruh jangka pendek maupun jangka panjang dari pengalaman anak, serta juga harus tetap memperhatikan prinsip-prinsip perkembangan anak dan bukan dengan pengajaran yang lebih berorientasi pada guru.
Guru hendaknya berinteraksi dengan anak dan mengamati mereka untuk menentukan apa yang mereka ketahui dan yang dapat mereka lakukan
BalasHapus