Minggu, 01 April 2012

PEMBELAJARAN BERORIENTASI PERKEMBANGAN ANAK


STRATEGI PEMBELAJARAN PAUD
PEMBELAJARAN BERORIENTASI PERKEMBANGAN ANAK
Dosen Pengampu:
Ulfa Maria, S.E.





Disusun oleh

Aziz Darmawi


UNIVERSITAS TERBUKA
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
2010


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan modul strategi perkembangan TK.
Modul ini disusun dan dikembangkan menggunakan tahapan perkembangan anak. Sebagaimana pembelajaran lain, strategi pembelajaran TK dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran berjalan lebih produktif dan kreatif tanpa harus mengubah aspek perkembangan anak.
Dengan strategi perkembangan anak ini diharapkan anak lebih jenius dan memiliki potensi yang lebih baik untuk menghadapi kehidupan yang akan datang.


Pendahuluan

            Anak usia taman kanak-kanak memiliki karakteristik yang berada pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Anak pada dasarnya memiliki naluri sebagai peneliti yang aktif dan kreatif, ia belajar tentang dunianya melalui interaksi aktif dengan lingkungannya. Oleh karena itu ia perlu keleluasaan dan kebebasan untuk bereksperimen atau bereksplorasi dalam suasana bermain yang aman dan menyenangkan.
            Anak terlahir disertai dengan modal berupa potensi, baik fisik (jasmani) maupun non fisik (akal, kalbu). Potensi merupakan kemampuan awal, oleh karenanya potensi harus ditumbuhkembangkan melalui stimulasi awal. Jika stimulasi hanya secara alamiah (nature) maka potensi anak juga berkembang minimal atau alamiah, jika stimulasi maksimal maka akan berkembang optimal.
Oleh karena itu pendidik atau guru harus bisa memahami tahap perkembangan anak., yang berorientasi pada usia, anak secara individual, dan berorientasi pada konteks sosial budaya anak.

Latar Belakang
Pendidikan sejak diani merupakan salah satu kunci mengatasi keterpurukan bangsa, khususnya dalam menyiapkan sumber daya manusia yang handal nantinya.
Berbagai penelitian yang dilakukan para ahli menunjukkan bahwa bila anak distimulasi yang tepat sejak dini akan ditemukan genius di dalam dirinya.
Oleh karena itu anak memerlukan program pendidikan yang mampu membuka kapasitas tersembunyi. Melalui pembelajaran bermakna seawal mungkin.
Bila potensi pada anak tidak terealisasikan, maka dikatakan anak tersebut telah kehilangan momentum penting dalam hidupnya, oleh karena itu sistem pembelajaran pada anak harus mengacu pada tahapan perkembangan anak.


Pembelajaran Yang Berorientasi Perkembangan

A.      Prinsip-prinsip Perkembangan Anak
B.      Dasar Pemikiran dan Pengertian Pembelajaran Yang Berorientasi Perkembangan
C.      Pembelajaran Yang Berorientasi Perkembangan Untuk Anak Usia TK
***
A.     Prinsip-prinsip Perkembangan Anak
Hal yang perlu dipahami pendidik adalah tentang prinsip-prinsip perkembangan anak dan karakteristik khusus dalam rentang usia tertentu yang dimiliki anak akan membantu para pendidik untuk mengenal kebiasaan-kebiasaan di antara anak. Anak berusia 4 tahun memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak yang berusia 10 tahun.
Anak mulai belajar berbicara pada usia 12 bulan hingga 2 tahun, sekitar usia 6 bulan anak mengembangkan kemampuan mendengarkan yang diperlukan untuk membedakan konsonan/huruf mati. Pemahaman tentang hal ini memberikan kemudahan para guru untuk memahami perbedaan khusus diantara anak yang memerlukan penangannan khusus. (Kosteniket, 1998).
Prinsip-prinsip perkembangan anak adalah:
A)     Anak Berkembang Secara Holistik
Misalnya:  Seorang guru yang sedang mengamati anak yang sedang bermain sepak bola kegiatan tersebut sebagai kegiatan fisik murni, akan tetapi kemampuan anak untuk bermain sepak bola dipengaruhi oleh proses perkembangan yang meliputi sebagai berikut:
1.      Estetis
2.      Afektif
3.      Kognitif
4.      Bahasa
5.      Fisik
6.      Sosial

B)     Perkembangan Terjadi Dalam Urutan Yang Teratur
Implikasi dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.      Pendidik hendaknya dapat mengamati dan memahami perkembangan setiap anak secara cermat sehingga familiar dengan urutan perkembangan yang relevan dalam setiap domain.
2.      Para pendidik hendaknya menggunakan pengetahuan tentang perkembangan anak untuk kebutuhan anak secara individual.
3.      Guru hendaknya menggunakan pemahaman tentang perkembangan anak untuk menentukan pemahaman dan perilaku baru yang secara logis dapat meningkatkan kebermaknaannya bagi anak.
4.      Guru hendaknya menolak hal-hal yang terlalu menekan anak, mempercepat perkembangannya, misalnya yang berhubungan dengan pengenalan huruf, ejaan, angka, menulis dengan tangan.

C)      Perkembangan Anak Berlangsung Pada Tingkat Yang Beragam Di Dalam Dan Diantara Anak
Implikasi bagi pendidikan anak adalah sebagai berikut:
1.      Guru hendaknya menolak konsep/prinsip pendidikan yang hanya memfokuskan pada salah satu dimesti tunggal.
2.      Guru hendaknya mengamati untuk menentukan pola-pola tingkah laku setiap anak dalam aspek perkembangan yang bervariasi.
3.      Guru hendaknya merancang jadwal kegiatan yang memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan kegiatan menyesuaikan diri, serta mengubah jadwal itu secara bervariasi untuk memenuhi kebutuhan anak.
4.      Kegiatan kelas dirancang sedemikian rupa untuk mencapai tujuan yang beraneka ragam.
5.      Guru hendaknya mengulangi kegiatan lebih dari satu kali dalam setahun dengan menggunakan metode yang bervariasi.
6.      Para guru hendaknya mendokumentasikan catatan perkembangan anak berdasarkan hasil pengamatannya.

D)     Perkembangan Baru Didasarkan Pada Perkembangan Sebelumnya
Implikasi dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.      Guru hendaknya berinteraksi dengan anak dan mengamati mereka untuk menentukan apa yang mereka ketahui dan yang dapat mereka lakukan.
2.      Guru merencanakan pembelajaran yang didasarkan pada pemahaman dan perilaku yang ditujukan setiap anak.
3.      Perbanyak kesempatan yang dapat dilakukan oleh anak untuk mengeksplorasi dan mempraktekkan apa yang telah mereka pelajari sebelumnya.
4.      Guru membantu anak untuk membuat hubungan antara pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya dan mendukung perkembangan menuju konsep yang lebih kompleks.

E)      Perkembangan Mempunyai Pengaruh Yang Bersifat Kumulatif
Implikasi dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
Para guru hendaknya mempertimbangkan pengaruh jangka pendek ataupun jangka panjang dari pengalaman anak.



Modul 3
Kegiatan Belajar 2
Dasar Pemikiran Dan Pengertian
Pembelajaran Yang Berorientasi Perkembangan

A.     Dasar pemikiran Pembelajaran Yang Berorientasi Perkembangan
Kecenderungan terhadap meningkatnya pengajaran bersifat akademik pada pendidikan anak usia dini makin marak. Praktek ini ditandai dengan pengajaran yang lebih berorientasi pada guru, pengajaran membaca, menulis, berhitung secara formal. Hal ini muncul karena keinginan kita untuk bersaing dengan bangsa lain, hal ini juga muncul karena adanya keyakinan bahwa memberikan pendidikan awal adalah lebih baik, dikemukakan oleh David Elkind (1987).
Para pakar pendidikan anak memandang hal tersebut sebagai “erosi masa kanak-kanak dan misedukasi anggota masyarakat pada anak.”
Para doktor Amerika melaporkan bahwa dari praktek-praktek pembelajaran seperti itu banyak anak yang mengalami stress atau tertekan jiwanya. (Kostelnik, 1999).
Tujuan DAP (Developmentally Appropriate Practice) adalah mengembangkan kurikulum program PAUD dan kurikulum yang berorientasi pada perkembangan anak.
Beberapa asosiasi pendidikan penting seperti National Council for The Social Studies, National Council of Teacher of Mathematic, Association for Childhood Education International, dan Association for Supervision and Curriculum Development mendukung NAEYC.

B.      Pengertian Pembelajaran Yang Berorientasi Perkembangan
Praktek pendidikan yang berorientasi perkembangan anak yang didasarkan pada jenis pengetahuan menurut Bredekamp dan Copple (1997)
1.      Berorientasi pada usia yang tepat
2.      Berorientasi pada individu yang tepat
3.      Berorientasi pada konteks sosial budaya.

1)      Berorientasi Pada Usia
Pembelajaran perkembangan ini harus sesuai dengan usia anak, artinya harus diminati, kemampuan yang diharapkan dapat dicapai serta kegiatan belajar tersebut menantang oleh anak di usia itu.
2)      Berorientasi Pada Individu
Semua anak yang berada dalam kelompok usia tertentu tidaklah sama. Perbedaan tersebut harus menjadi pertimbangan bagi guru dalam merangsang, menerapkan, mengevaluasi kegiatan, berinteraksi dan memenuhi harapan anak. Setiap anak merupakan pribadi yang unik dalam pola tingkah laku, masa pertumbuhan serta kepribadian dan gaya belajarnya. (Bredekamp, 1987)
3)      Berorientasi Pada Konteks Sosial Budaya Anak
Pendidik harus memahami dan melihat keluarganya dalam konteks masyarakat dan budayanya. Para guru PAUD harus menghargai anak dan keluarganya dengan mempertimbangkan konteks sosial budaya dimana mereka tinggal.

Praktek pendidikan yang berorientasi perkembangan menekankan hal-hal sebagai berikut:
1)      Anak secara keseluruhan,
2)      Mengindividualkan program untuk memenuhi kebutuhan dan harapan-harapan anak secara khusus,
3)      Pentingnya kegiatan yang diprakarsai anak,
4)      Pentingnya bermain sebagai wahana belajar,
5)      Fleksibel, lingkungan kelas yang menstimulasi anak,
6)      Kurikulum terpadu,
7)      Belajar melalui bekerja,
8)      Memberikan pilihan kepada anak tentang apa dan bagaimana belajar,
9)      Melakukan penilaian secara kontinyu tentang anak secara individual dan program sebagai suatu keseluruhan,
10)  Bermitra dengan orang tua.








Kegiatan Belajar 3
Pembelajaran Yang Berorientasi Perkembangan Untuk Anak Usia Taman Kanak-Kanak
Menurut Sue Bredekamp (1997)

Prinsip pembelajaran yang berorientasi perkembangan dapat diidentifikasi dari beberapa dimensi sebagai berikut:
1.      Menciptakan iklim yang positif dan kondusif untuk belajar,
2.      Membantu keeratan kelompok dan memenuhi kebutuhan individu,
3.      Lingkungan dan jadwal hendaknya memberi kesempatan kepada anak untuk berpartisipasi aktif mengambil inisiatif, melakukan eksplorasi terhadap objek dan lingkungannya,
4.      Pengalaman belajar hendaknya dirancang secara konkrit dan memberi kesempatan kepada anak untuk memilih kegiatannya sendiri,
5.      Mendorong anak-anak untuk mengembangkan ketrampilan berkomunikasi dan berbahasa secara menyeluruh yang meliputi kemampuan berbicara, mendengarkan, membaca dan menulis dini,
6.      Strategi pembelajaran dirancang agar anak dapat berinteraksi dengan anak lainnya secara individual dan dalam kelompok kecil,
7.      Motivasi dan bimbingan diberikan agar anak mengenal lingkungannya, mengembangkan ketrampilan sosial, pengendalian dan disiplin diri,
8.      Kurikulum diorganisasikan secara terpadu untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak yang meliputi aspek fisik, motorik, sosial emosi, kognitif, bahasa dan seni,
9.      Penilaian terhadap anak dilakukan secara kontinu, melalui observasi,
10.  Mencatat dan mendokumentasikan hal-hal yang telah dilakukan anak dan cara melakukan kegiatan tersebut.



Penutup

1.      Kesimpulan
Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan anak akan dapat menjadikan anak ditemukan potensi paling baik/unggul dalam dirinya. Setiap anak memiliki kemampuan tak terbatas dalam belajar pada dirinya untuk dapat belajar berpikir kreatif dan produktif.
Pemahaman tentang karakteristik perkembangan anak memberikan kontribusi terhadap pendidik untuk merancang kegiatan, menata lingkungan belajar, mengimplementasikan pembelajaran serta mengevaluasi perkembangan dan belajar anak.

2.      Saran
Para guru hendaknya mempertimbangkan pengaruh jangka pendek maupun jangka panjang dari pengalaman anak, serta juga harus tetap memperhatikan prinsip-prinsip perkembangan anak dan bukan dengan pengajaran yang lebih berorientasi pada guru.

2 komentar:

  1. original.
    Para guru hendaknya mempertimbangkan pengaruh jangka pendek maupun jangka panjang dari pengalaman anak, serta juga harus tetap memperhatikan prinsip-prinsip perkembangan anak dan bukan dengan pengajaran yang lebih berorientasi pada guru.

    BalasHapus
  2. Guru hendaknya berinteraksi dengan anak dan mengamati mereka untuk menentukan apa yang mereka ketahui dan yang dapat mereka lakukan

    BalasHapus